30 Juli 2008

Sertifikasi Dosen Dimulai Agustus

BANDUNG, RABU - Sertifikasi dosen batch I efektif dimulai Agustus. Dan, ditargetkan selesai November mendatang. Perguruan tinggi (PT) swasta di Jawa Barat dan Banten hanya mendapat kuota 415 orang. Kuota ini akan dibagi ke 478 PTS di Jabar-Banten.

Jika dibandingkan jumlah total PTS yang ada di seluruh wilayah Jabar-Banten, Koordinator Kopertis IV Rochim Suratman, Rabu (30/7) mengakui, kuota ini terbilang sangat sedikit. Mengingat, di seluruh wilayah IV, terdapat sekitar 9.200 dosen di PTS, baik yang didanai yayasan maupun yang PNS dengan status diperbantukan.

Untuk itu, akan dilakukan seleksi terhadap peserta. Seleksi itu, ungkap Rochim, ditentukan atas dasar tiga hal, yaitu jabatan fungsional akademis, lama waktu menjabat, dan gelar akademik. Jadi, akan diurut mana yang paling tinggi. Jabatan tertinggi dalam hal ini tentu saja lektor kepala. "Kami (Kopertis) hanya mengolahnya," tutur guru besar dari Institut Teknologi Bandung ini.

Tahapannya, tiap-tiap PTS diberi kesempatan mengajukan calonnya. Lalu, pada awal Agustus akan dilakukan pemeriksaan kelengkapan portofolio sesuai data di borang yang telah diisikan. Data pengaju yang sudah lengkap selanjutnya akan dikirim Kopertis ke Direktorat Pendidikan Tinggi Depdiknas RI. Usai diperiksa Dikti, data akan dikirim ke daerah lagi untuk selanjutnya diperiksa oleh masing-masing assesor di perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi yang telah ditunjuk.

Berdasarkan Peraturan Mendiknas Nomor 19 Tahun 2008 tentang Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Dosen, perguruan tinggi penyelenggaran dikelompokan di dalam tiga jenis, yaitu Pembina, Mandiri, dan Binaan. Rochim mengatakan, adapun PT Pembina ini, di Jabar, adalah ITB, Universitas Padjadjaran, dan Universitas Pendidikan Indonesia. PT ini bertugas melakukan sertifikasi sekaligus melakukan binaan terhadap PT Dibina.

Guru besar sebagai assesor

Sementara, yang tergolong Mandiri adalah Universitas Pasundan. PT Binaan yaitu Universitas Islam Bandung dan Universitas Katolik Parahyangan. Mereka ini melakukan sertifikasi dengan supervisi dari ITB, Unpad, ataupun UPI sesuai bidang keahlian asesor di masing-masing PT nantinya. "Saat ini, kami masih menunggu NIRA (Nomor Induk Registrasi Assesor)," tuturnya. Asses or-assesor ini rencananya merupakan para guru-guru besar dan doktor yang dipilih berdasarkan bidang keahlian yang dibutuhkan. Para guru-guru besar otomatis mendapat tunjangan profesi tanpa perlu proses sertifikasi.

Saat ini, ITB baru serahkan nama. Kuota (assesor) rencananya 130-an dari total 1.200-an dosen. "Sementara, jumlah guru besarnya hanya 90-an," tutur Rochim. Namun, yang sedikit jadi masalah, hingga kini minim pelatihan yang difasilitasi pemerintah. Di ITB misalnya, dari 90-an guru besar, yang telah mendapat pelatihan baru delapan orang. Kedelapan orang ini kemudian melatih lagi 18 orang lainnya. Jadi, belum semua terlatih.

Sumber : www.kompas.co.id

Tidak ada komentar: