Janji rektor baru Universitas Panca Sakti (UPS) Dr Tri Jaka Kartana MSi untuk membenahi perguruan tingginya, mulai terlihat gregetnya. Antara lain, seluruh fakultas yang ada ditarget dapat menggandeng kerja sama akademik dengan pihak luar.
‘’Ini memang sebagai perwujudan janji saya saat penyampaian visi dan misi dalam pemilihan rektor beberapa waktu lalu. Kalau perguruan tinggi ini ingin maju, ya harus membuka diri bekerja sama dengan pihak luar atau pihak ketiga,’’ terang dia, Jumat (2/5).
Misi dan visi yang disampaikan saat itu, antara lain, menciptakan civitas akademika berdaya saing yang sehat, inovatif dan adaptif. Berbasis rencana strategis (renstra) UPS 2007-2017 dan bertanggungjawab.
Dalam rangka membuka diri itulah, dirinya mempersilakan semua fakultas bekerja sama dengan pihak luar. Di sisi lain, untuk mendukung perwujudan misi dan misinya, pihaknya kini tengah berupaya untuk meningkatkan kinerja seluruh civitas akademik di lingkungan program studi melalui total quality management (TQM).
Peningakatan Kesejahteraan
Juga peningkatan kesejahteraan seluruh staf, karyawan dan dosen perguruan tingginya. Ditambah lagi dengan mengarahkan peningkatan kualitas kompetensi dosen. Meliputi profesi, sosial dan kepribadian pedagogi atau kependidikannya.
‘’Hal lain yang saya tekankan adalah kualitas pelayanan pada stakeholder, terutama mahasiswa,’’ papar dia yang menjabat rektor PTS itu sejak 22 Februari.
Menyinggung soal kerja sama dengan pihak luar, dia menyebutkan baru beberapa. Antara lain, kerja sama dengan Pemprov Jateng. Proyek kerja sama itu tengah digodok dan akan ditandatangani Gubernur H Ali Mufiz dan rektor UPS.
Kerja sama itu bila sudah ditandatangani, maka akan ditindaklanjuti Fakultas Perikanan dengan Dinas Perikanan dan Bappedal, misal untuk penelitian perkembangan biota laut dan budidaya perikanan.
‘’Yang sudah kami tandatangani adalah kerja sama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dengan sebuah lembaga pendidikan luar sekolah (PLS) di Ungaran, Kabupaten Semarang,’’ terang dia.
Dia menjelaskan, kerja sama itu dimulai dalam tahun akademik 2008-2009, tepatnya September mendatang. Antara lain, bakal ada sekitar 40 orang instruktur lembaga pendidikan itu untuk kuliah S1 di PTS-nya. Beberapa fakultas kini sudah menyebarkan proposal kerja sama dengan pihak lain untuk mendukung peningkatan kualitas praktik dan penelian mahasiswanya.
03 Mei 2008
13 Maret 2008
377 Mahasiswa UPS Diwisuda
Sebanyak 377 mahasiswa Universitas Pancasakti (UPS) Tegal, dari strata pendidikan S1 dan Diploma III (D3), Kamis (13/3) hari ini, diwisuda di Auditorium Kampus Jl Halmahera.
Wisuda tersebut menurut Rektor UPS, Dr Tri Jaka Kartana MSi, untuk S1 adalah yang ke-39 dan D3 merupakan ke-20. Mereka terdiri atas S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) sebanyak 200 mahasiswa, Fakultas Ekonomi (FE) 36 orang, Fakultas Hukum (FH) 80, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) 38, Fakultas Perikanan sebanyak 9 orang, dan Program D3 dari jurusan Teknologi Industri sebanyak 14 orang.
Dengan demikian, hingga tahun ajaran 2008-2009, UPS telah meluluskan sebanyak 9.084 sarjana strata satu dan 546 orang ahli madya.
’’Wisudawan terbaik S1 adalah Mohammad Aminudin dari FKIP Program Studi Matematika dengan IPK 3,7, sedangkan untuk D3 diraih Anisulfuad dengan IPK 3,16 dari jurusan Teknologi Industri,’’ tandas Tri Jaka Kartana.
Dia berharap kepada para wisudawan, dengan bekal kemampuan akademik dan profesi yang dimiliki, harus mampu bertindak sebagai inovator pembangunan yang adaptif dengan penuh tanggungjawab di masyarakat.
Optimalisasi
Menurut Tri Jaka, dalam rangka mengemban kepercayaan masyarakat, maka optimalisasi seluruh potensi setiap unit dalam sistem kelembagaan secara terpadu terus dilakukan untuk memperlancar penyampaian visi UPS.
Yakni, terwujudnya universitas yang unggul dan terdepan dalam penyelenggaraan Tri Darma Perguruan Tinggi.
’’Upaya ini dilakukan untuk menghasilkan lulusan yang berakhlak mulia, pancasilais, berkemampuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta berjiwa wirausaha,’’ ujarnya.
Sementara Ketua Yayasan Pendidikan Pancasakti (YPP) Imawan Sugiharto SH MH mengatakan, pihaknya akan terus berupaya meningkatkan kemampuan UPS melalui prestasi guna peningkatan mutu sesuai standar nasional.
Yakni, dengan cara melengkapi sarana dan prasaran kegiatan belajar mengajar yang mengacu pada rasio perkembangan dosen, karyawan dan mahasiswa. Hal itu dilakukan, sebagai bentuk suatu proses peningkatan dalam mengatasi persaingan serta tuntutan stakeholder dan tuntutan global.
’’Kami selalu berharap, agar seluruh pihak terkait mampu mempertahankan eksistensi UPS Tegal dan menjaga situasi yang kondusif, serta mampu bekerja sama yang baik dengan yayasan, demi kemajuan bersama
Wisuda tersebut menurut Rektor UPS, Dr Tri Jaka Kartana MSi, untuk S1 adalah yang ke-39 dan D3 merupakan ke-20. Mereka terdiri atas S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) sebanyak 200 mahasiswa, Fakultas Ekonomi (FE) 36 orang, Fakultas Hukum (FH) 80, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) 38, Fakultas Perikanan sebanyak 9 orang, dan Program D3 dari jurusan Teknologi Industri sebanyak 14 orang.
Dengan demikian, hingga tahun ajaran 2008-2009, UPS telah meluluskan sebanyak 9.084 sarjana strata satu dan 546 orang ahli madya.
’’Wisudawan terbaik S1 adalah Mohammad Aminudin dari FKIP Program Studi Matematika dengan IPK 3,7, sedangkan untuk D3 diraih Anisulfuad dengan IPK 3,16 dari jurusan Teknologi Industri,’’ tandas Tri Jaka Kartana.
Dia berharap kepada para wisudawan, dengan bekal kemampuan akademik dan profesi yang dimiliki, harus mampu bertindak sebagai inovator pembangunan yang adaptif dengan penuh tanggungjawab di masyarakat.
Optimalisasi
Menurut Tri Jaka, dalam rangka mengemban kepercayaan masyarakat, maka optimalisasi seluruh potensi setiap unit dalam sistem kelembagaan secara terpadu terus dilakukan untuk memperlancar penyampaian visi UPS.
Yakni, terwujudnya universitas yang unggul dan terdepan dalam penyelenggaraan Tri Darma Perguruan Tinggi.
’’Upaya ini dilakukan untuk menghasilkan lulusan yang berakhlak mulia, pancasilais, berkemampuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta berjiwa wirausaha,’’ ujarnya.
Sementara Ketua Yayasan Pendidikan Pancasakti (YPP) Imawan Sugiharto SH MH mengatakan, pihaknya akan terus berupaya meningkatkan kemampuan UPS melalui prestasi guna peningkatan mutu sesuai standar nasional.
Yakni, dengan cara melengkapi sarana dan prasaran kegiatan belajar mengajar yang mengacu pada rasio perkembangan dosen, karyawan dan mahasiswa. Hal itu dilakukan, sebagai bentuk suatu proses peningkatan dalam mengatasi persaingan serta tuntutan stakeholder dan tuntutan global.
’’Kami selalu berharap, agar seluruh pihak terkait mampu mempertahankan eksistensi UPS Tegal dan menjaga situasi yang kondusif, serta mampu bekerja sama yang baik dengan yayasan, demi kemajuan bersama
27 Februari 2008
Beragam Kegiatan Digelar
UPS Sambut Dies Natalis Ke-28
Rangkaian kegiatan menyambut Dies Natalis ke-28 Civitas Universitas Pancasakti (UPS) Tegal menggelar rangkaian kegiatan yang sudah mulai digelar sejak 1 Februari 2008 lalu hingga akhir bulan ini. Dimana puncak peringatan Dies Natalis sendiri akan ditutup dengan upacara bendera dihalaman Kampus Halmahera 1 Maret 2008 mendatang.
Humas Universitas Pancasakti, Pristi menyatakan rangkaian kegiatan yang akan dilakukan civitas diantaranya pengajian, olahraga, sarasehan, hingga lomba tumpeng. "Untuk even olahraga even yang telah dirampungkan diantaranya Kejuaraan Bola Basket 3 On 3 antar SMU/SMK, bola volly antar Fakultas, dan jalan sehat civitas bersama yayasan".
Wanita berkacamata minus ini juga menyatakan kegiatan sosial turut mewarnai rangkaian Dies Natalis ke -28 UPS. Dimana kegiatan sosial tahun ini diisi dengan donor darah dan anjangsana di panti asuhan yang ada di metropolis. "Acara puncak rangkaian Dies Natalis sendiri akan digelar hari Jum'at (29/2) mendatang. Di kampus Jl. Pancasila akan digelar jalan sehat, final volly antar Fakultas, Karoke, dan Donor Darah. Selain itu juga akan dilangsungkan bakti lingkungan di Kampus Halmahera". Dan dimalam harinya dilanjutkan dengan lomba tumpeng yang melibatkan Ikatan Wanita Pancasakti, serta malam tirakatan di kantor Pusat di jalan Pancasila.
Rangkaian kegiatan menyambut Dies Natalis ke-28 Civitas Universitas Pancasakti (UPS) Tegal menggelar rangkaian kegiatan yang sudah mulai digelar sejak 1 Februari 2008 lalu hingga akhir bulan ini. Dimana puncak peringatan Dies Natalis sendiri akan ditutup dengan upacara bendera dihalaman Kampus Halmahera 1 Maret 2008 mendatang.
Humas Universitas Pancasakti, Pristi menyatakan rangkaian kegiatan yang akan dilakukan civitas diantaranya pengajian, olahraga, sarasehan, hingga lomba tumpeng. "Untuk even olahraga even yang telah dirampungkan diantaranya Kejuaraan Bola Basket 3 On 3 antar SMU/SMK, bola volly antar Fakultas, dan jalan sehat civitas bersama yayasan".
Wanita berkacamata minus ini juga menyatakan kegiatan sosial turut mewarnai rangkaian Dies Natalis ke -28 UPS. Dimana kegiatan sosial tahun ini diisi dengan donor darah dan anjangsana di panti asuhan yang ada di metropolis. "Acara puncak rangkaian Dies Natalis sendiri akan digelar hari Jum'at (29/2) mendatang. Di kampus Jl. Pancasila akan digelar jalan sehat, final volly antar Fakultas, Karoke, dan Donor Darah. Selain itu juga akan dilangsungkan bakti lingkungan di Kampus Halmahera". Dan dimalam harinya dilanjutkan dengan lomba tumpeng yang melibatkan Ikatan Wanita Pancasakti, serta malam tirakatan di kantor Pusat di jalan Pancasila.
25 Februari 2008
Pejabat Rektor UPS Dilantik
(Friday, 22 February 2008) -
BERTEMPAT diruang MKU FISIP Kampus II Halmahera, Ketua Yayasan Pendidikan Pancasakti (YPP) Imawan Sugiharto SH MH melantik Rektor Universitas Pancasakti (UPS) untuk masa bhakti 2008-2012. Rektor terpilih Dr H Tri Jaka Kartana M.Si resmi menggantikan posisi Dra Hj Siti Rahsetyawati, M.Si yang masa bhaktinya habis pada tanggal 21Februari 2008 kemarin.Gelar acara pelantikan dan penandatanganan berita acara Laporan Pertanggungjawaban dari pejabat lama itu tidak dihadiri mantan rektor Dra Hj Siti Rahsetyawati, M.Si. Dia mewakilkan penandatanganan berita acara LPj pada Pembantu Rektor I Drs. Dino Rozano, M.Pd. Setelah mendatangani berita acara LPj, Dino menyerahkan ke pejabat rektor yang baru dilantik ketua YPP. Pelantikan pejabat baru Rektor UPS kemarin juga dihadiri ketua Kopertis wilayah VI Jawa Tengah Prof.Drs.Mustafid, M.Eng, Ph.D., serta kalangan muspida dan perwakilan dosen serta mahasiswa.
Dalam sambutan perdananya Tri Jaka mengajak seluruh dosen dan karyawan bisa menyatukan persepsi untuk menjadikan UPS sebagai lembaga ilmiah. "Dosen sebagai ujung tombak kami minta bisa mencetak mahasiswa yang adaptif, yang mampu beradaptasi setelah keluar dari kampus. Bagaimana lulusan UPS tidak gamang ketika harus meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi maupun masuk dalam dunia kerja. UPS sebagai lembaga industri pendidikan saya harap bisa melahirkan produk yang berkualitas," katanya.
Sementara itu ketua YPP Imawan Sugiharto SH MH dalam sambutan pelantikan mengingatkan bahwa jabatan rektor saat ini cukup berat. "Banyaknya PTS yang akan masuk ke Tegal dari arah barat dan timur menuntut keseriusan rektor untuk segera melakukan perubahan membangun citra positif UPS dimata masyarakat. Untuk bisa mewujudkan hal itu langkah awal yang harus segera ditempuh rektor baru adalah menumbuhkan iklim kondusif di lembaga pendidikan yang dipimpinnya," terangnya.
Dan ketua Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah Prof.Drs.Mustafid, M.Eng, Ph.D. menilai peluang UPS untuk menjadi PTS besar sangat terbuka. Ini melihat stabilnya jumlah mahasiswa dari tahun ke tahun, dan khusus untuk rektor baru yang sebentar lagi menyandang status guru besar diharapkan mampu memacu semangat dosennya untuk meningkatkan jenjang pendidikannya. Rangkaian pelantikan rektor sendiri diawali dengan pembacaan sumpah jabatan dan SK pengangkatan.
(her)
27 Januari 2008
Ucapan Berduka Cita

Segenap Sivitas Akademika Universitas Pancasakti Tegal mengucapkan duka cita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya Mantan Presiden RI ke -2 Bapak H.M SOEHARTO.
Semoga arwah beliau diterima disisi Allah SWT sesuai dengan amal ibadahnya dan jasa-jasanya selama memimpin negara RI. Untuk keluarga yang ditinggalkan semoga senantiasa diberikan kekuatan dan ketabahan. Amin...
Rektor,
Dra. Siti Rahsetyowati,M.Si
26 Januari 2008
Rektor UPS Tegal Harus “MM”
Peta perjalanan UPS Tegal 15-20 tahun ke depan tidak terkelupas dari isu-isu kebijakan pendidikan tinggi (dikti) tingkat makro dan aspirasi stakehoders. Secara makro, kehidupan perguruan tinggi (PT) di Indonesia berhadapan dengan empat tantangan krusial.
Pertama, tantangan peningkatan nilai tambah dalam kerangka peningkatan produktivitas nasional, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi sebagai upaya memelihara dan meningkatkan pembangunan berkelanjutan.
Kedua, tantangan untuk pengkajian dan penelitian secara komprehensif dan mendalam terhadap transformasi struktur masyarakat, dari tradisional ke modern, dari agraris ke industri dan informasi, serta implikasinya bagi pengembangan sumberdaya manusia PT.
Ketiga, tantangan persaingan global yang makin ketat. Kecenderungan ini melahirkan persoalan peningkatan daya saing bangsa dalam menghasilkan karya-karya yang berkualitas unggul sebagai manfaat dari penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pertama, tantangan peningkatan nilai tambah dalam kerangka peningkatan produktivitas nasional, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi sebagai upaya memelihara dan meningkatkan pembangunan berkelanjutan.
Kedua, tantangan untuk pengkajian dan penelitian secara komprehensif dan mendalam terhadap transformasi struktur masyarakat, dari tradisional ke modern, dari agraris ke industri dan informasi, serta implikasinya bagi pengembangan sumberdaya manusia PT.
Ketiga, tantangan persaingan global yang makin ketat. Kecenderungan ini melahirkan persoalan peningkatan daya saing bangsa dalam menghasilkan karya-karya yang berkualitas unggul sebagai manfaat dari penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Keempat, munculnya kolonialisme baru di bidang iptek, informasi, dan ekonomi, menggantikan kolonialisme politik. Masalah dan tantangan ini menuntut kaum intelektual PT memperluas wawasan pengetahuan, wawasan keunggulan, keahlian profesional, dan mutu keterampilan manajerialnya.
Untuk menjawab tantangan itu, Zein (2000) menawarkan transformasi pendidikan. Modalitas utama transformasi, menurut Gerstmer (1995), adalah kebebasan lembaga pendidikan untuk menetapkan sasaran dan kinerja serta cara-cara pencapaiannya.
Implikasinya, perlu paradigma debirokratisasi dikti, diimbangi dengan memperbanyak peluang pemberdayaan-diri kelembagaan dikti dengan segala perangkat penyokongnya.
Sekaitan dengan itu, pengembangan PT --sebagai komponen strategik pembangunan berbagai sektor kehidupan-- harus diorientasikan kepada tiga dimensi transformasi. Pertama, transformasi kelembagaan PT. Jangkauan tranformasi ini meliputi tingkat kelembagaan, tingkat nasional, dan tingkat global.
Kedua, transformasi riset dan publikasi ilmiah. Akademisi harus meningkatkan karya dan rekacipta inovatif yang fungsional bagi pengembangan iptek dan kesejahteraan masyarakat. Tradisi kelisanan hendaknya ditransformasi menjadi tradisi literasi melalui penelitian, penulisan, dan publikasi.
Ketiga, transformasi pembelajaran yang didasari: (1) learning to think; (2) learning to do; (3) learning to be; dan (4) learning to live together. Pilar-pilar pembelajaran tersebut merupakan sokoguru manusia abad ke-21 untuk merespons arus informasi dan transformasi kehidupan yang berubah secara berkelanjutan.
Peluang pemberdayaan-diri kelembagaan dikti, bermakna mendorong dan menciptakan iklim kondusif bagi terpeliharanya otonomi keilmuan, otonomi pengelolaan pendidikan, dan otonomi pengelolaan kelembagaan.
Di dalam agenda reformasi pendidikan, tiga dimensi otonomi PT itu dikategorikan sebagai demokratisasi pengelolaan pendidikan, yang tidak terpisahkan dari penciptaan kesetaraan PTN-PTS, dan peningkatan daya saing PT dalam negeri terhadap PT di negara-negara lain.
Dimensi-dimensi otonomi PT memiliki pijakan hukum sebagaimana ditandaskan oleh UU Sisdiknas, yaitu: (1) dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan pada PT berlaku kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik serta otonomi keilmuan (Pasal 24, ayat 1);
(2) PT memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan dikti, penelitian ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat (Pasal 24, ayat 2);
(3) PT dapat memperoleh sumber dana dari masyarakat yang pengelolaannya dilakukan berdasarkan prinsip akuntablitas publik (Pasal 24, ayat 3); (4) PT menentukan kebijakan dan memiliki otonomi untuk mengelola pendidikan di lembaganya (Pasal 50, ayat 6);
(5) pengelolaan satuan dikti dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi, akuntabilitas, jaminan mutu, dan evaluasi yang transparan (Pasal 51, ayat 2)
Otonomi yang diamanatkan oleh UU Sisdiknas dimaksudkan agar PT mampu memberikan pelayanan pendidikan yang prima kepada mahasiswa, melahirkan lulusan bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, dan mampu bersaing dalam era globalisasi.
Dari perspektif pengorganisasian PT, transformasi itu erat kaitannya dengan agenda reformasi pendidikan. Esensi reformasi pendidikan di ranah kultural adalah mengembangkan norma baru tentang peran dan perilaku, mengembangkan dan membiasakan sistem kolaborasi dalam proses pembelajaran.
Duderstadt (2003) menyarakan langkah-langkah transformasi PT sebagai berikut: (1) tentukan peran dan nilai utama PT yang harus dilindungi dan dipertahankan selama masa transformasi;
(2) pahami perubahan kebutuhan, harapan, dan persepsi masyarakat tcrhadap PT; (3) persiapkan PT sebaik¬-baiknya untuk menghadapi perubahan dan persaingan; (4) lakukan restrukturisasi pimpinan PT beserta jajarannya;
(5) susun paradigma baru pendanaan PT; (6) lakukan eksperimen paradigma baru dalam kegiatan belajar-mengajar, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat; (7) jalin hubungan baik antar-PT, PT dengan sektor-sektor non-PT seperti dunia usaha, lembaga riset, lembaga teknologi informasi, dan sejenisnya.
Strategi reposisi dan pencitraan publik yang telah ditempuh rektor terdahulu, masih menyisakan tiga item yang harus ditindaklanjuti: (1) implementasi konsep pendidikan berorientasi kewirausahaan; (2) manajemen layanan akademik berbasis teknologi informasi; dan (3) maksimalisasi kemampulabaan.
Dalam konstelasi itu, Rektor UPS Tegal masa depan harus “MM”. “MM” pertama, kemampuan mengkonseptualisasi dan mengkontekstualisasi isu kebijakan dan tantangan makro dikti ke dalam program-program pengembangan akademik –think globally, act locally.
“MM” kedua, melek mutu. Idealnya, kapasitas Rektor UPS Tegal merepresentasi kebulatan integratif dan agregatif sebagai pengembang ilmu, leader dan manajer dikti. Kebulatan tiga kapasitas itu dicurahkan sebesar-besarnya untuk perbaikan mutu komponen sistem dan kinerja sistem pendidikan UPS Tegal, serta intens menebar wacana intelektual yang konstruktif.
Tentu saja aktualisasi kepemimpinan rektor itu memerlukan visi dan atmosfer kelembagaan YPP yang telah rekonsialiasi paripurna. Dalam atmosfer konflik dikotomik YPP Si Dadap vis รก vis YPP Si Waru, suasana kebatinan Rektor UPS terpilih nanti ibarat gubug yang dibangun di atas lahan sengketa.
Pokok soalnya, bukan YPP mana yang paling absah secara yuridis, tetapi secara faktual ada dua YPP yang masing-masing beritikad memakmurkan UPS Tegal. Kalau begitu, hanya ada satu kata kunci yang layak dihayati bersama untuk menyemangati rekonsiliasi.
Kata kunci itu adalah legawa, lapang hati demi mengejawantahkan itikad baik tadi. Sekali lagi, seluruh sivitas akademika dan warga kota Tegal sangat gundah menanti buah rekonsialiasi yang paling indah. Ya, sebagai milestones, titik berangkat Rektor UPS mendatang. Semoga!
Untuk menjawab tantangan itu, Zein (2000) menawarkan transformasi pendidikan. Modalitas utama transformasi, menurut Gerstmer (1995), adalah kebebasan lembaga pendidikan untuk menetapkan sasaran dan kinerja serta cara-cara pencapaiannya.
Implikasinya, perlu paradigma debirokratisasi dikti, diimbangi dengan memperbanyak peluang pemberdayaan-diri kelembagaan dikti dengan segala perangkat penyokongnya.
Sekaitan dengan itu, pengembangan PT --sebagai komponen strategik pembangunan berbagai sektor kehidupan-- harus diorientasikan kepada tiga dimensi transformasi. Pertama, transformasi kelembagaan PT. Jangkauan tranformasi ini meliputi tingkat kelembagaan, tingkat nasional, dan tingkat global.
Kedua, transformasi riset dan publikasi ilmiah. Akademisi harus meningkatkan karya dan rekacipta inovatif yang fungsional bagi pengembangan iptek dan kesejahteraan masyarakat. Tradisi kelisanan hendaknya ditransformasi menjadi tradisi literasi melalui penelitian, penulisan, dan publikasi.
Ketiga, transformasi pembelajaran yang didasari: (1) learning to think; (2) learning to do; (3) learning to be; dan (4) learning to live together. Pilar-pilar pembelajaran tersebut merupakan sokoguru manusia abad ke-21 untuk merespons arus informasi dan transformasi kehidupan yang berubah secara berkelanjutan.
Peluang pemberdayaan-diri kelembagaan dikti, bermakna mendorong dan menciptakan iklim kondusif bagi terpeliharanya otonomi keilmuan, otonomi pengelolaan pendidikan, dan otonomi pengelolaan kelembagaan.
Di dalam agenda reformasi pendidikan, tiga dimensi otonomi PT itu dikategorikan sebagai demokratisasi pengelolaan pendidikan, yang tidak terpisahkan dari penciptaan kesetaraan PTN-PTS, dan peningkatan daya saing PT dalam negeri terhadap PT di negara-negara lain.
Dimensi-dimensi otonomi PT memiliki pijakan hukum sebagaimana ditandaskan oleh UU Sisdiknas, yaitu: (1) dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan pada PT berlaku kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik serta otonomi keilmuan (Pasal 24, ayat 1);
(2) PT memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan dikti, penelitian ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat (Pasal 24, ayat 2);
(3) PT dapat memperoleh sumber dana dari masyarakat yang pengelolaannya dilakukan berdasarkan prinsip akuntablitas publik (Pasal 24, ayat 3); (4) PT menentukan kebijakan dan memiliki otonomi untuk mengelola pendidikan di lembaganya (Pasal 50, ayat 6);
(5) pengelolaan satuan dikti dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi, akuntabilitas, jaminan mutu, dan evaluasi yang transparan (Pasal 51, ayat 2)
Otonomi yang diamanatkan oleh UU Sisdiknas dimaksudkan agar PT mampu memberikan pelayanan pendidikan yang prima kepada mahasiswa, melahirkan lulusan bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, dan mampu bersaing dalam era globalisasi.
Dari perspektif pengorganisasian PT, transformasi itu erat kaitannya dengan agenda reformasi pendidikan. Esensi reformasi pendidikan di ranah kultural adalah mengembangkan norma baru tentang peran dan perilaku, mengembangkan dan membiasakan sistem kolaborasi dalam proses pembelajaran.
Duderstadt (2003) menyarakan langkah-langkah transformasi PT sebagai berikut: (1) tentukan peran dan nilai utama PT yang harus dilindungi dan dipertahankan selama masa transformasi;
(2) pahami perubahan kebutuhan, harapan, dan persepsi masyarakat tcrhadap PT; (3) persiapkan PT sebaik¬-baiknya untuk menghadapi perubahan dan persaingan; (4) lakukan restrukturisasi pimpinan PT beserta jajarannya;
(5) susun paradigma baru pendanaan PT; (6) lakukan eksperimen paradigma baru dalam kegiatan belajar-mengajar, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat; (7) jalin hubungan baik antar-PT, PT dengan sektor-sektor non-PT seperti dunia usaha, lembaga riset, lembaga teknologi informasi, dan sejenisnya.
Strategi reposisi dan pencitraan publik yang telah ditempuh rektor terdahulu, masih menyisakan tiga item yang harus ditindaklanjuti: (1) implementasi konsep pendidikan berorientasi kewirausahaan; (2) manajemen layanan akademik berbasis teknologi informasi; dan (3) maksimalisasi kemampulabaan.
Dalam konstelasi itu, Rektor UPS Tegal masa depan harus “MM”. “MM” pertama, kemampuan mengkonseptualisasi dan mengkontekstualisasi isu kebijakan dan tantangan makro dikti ke dalam program-program pengembangan akademik –think globally, act locally.
“MM” kedua, melek mutu. Idealnya, kapasitas Rektor UPS Tegal merepresentasi kebulatan integratif dan agregatif sebagai pengembang ilmu, leader dan manajer dikti. Kebulatan tiga kapasitas itu dicurahkan sebesar-besarnya untuk perbaikan mutu komponen sistem dan kinerja sistem pendidikan UPS Tegal, serta intens menebar wacana intelektual yang konstruktif.
Tentu saja aktualisasi kepemimpinan rektor itu memerlukan visi dan atmosfer kelembagaan YPP yang telah rekonsialiasi paripurna. Dalam atmosfer konflik dikotomik YPP Si Dadap vis รก vis YPP Si Waru, suasana kebatinan Rektor UPS terpilih nanti ibarat gubug yang dibangun di atas lahan sengketa.
Pokok soalnya, bukan YPP mana yang paling absah secara yuridis, tetapi secara faktual ada dua YPP yang masing-masing beritikad memakmurkan UPS Tegal. Kalau begitu, hanya ada satu kata kunci yang layak dihayati bersama untuk menyemangati rekonsiliasi.
Kata kunci itu adalah legawa, lapang hati demi mengejawantahkan itikad baik tadi. Sekali lagi, seluruh sivitas akademika dan warga kota Tegal sangat gundah menanti buah rekonsialiasi yang paling indah. Ya, sebagai milestones, titik berangkat Rektor UPS mendatang. Semoga!
Oleh Yayat Hidayat Amir
program sertifikasi
Dengan makin ketatnya persaingan dunia kerja dewasa ini, menuntut adanya peningkatan kemampuan mahasiswa dalam bersaingan mencari lapangan pekerjaan atau untuk membekali mahasiswa dalam mengembangkan usahanya. Universitas Pancasakti Tegal telah mengadakan program sertifikasi yang meliputi program sertifikasi komputer, bahasa inggris, dan kewirausahaan...
Langganan:
Postingan (Atom)